Sering Kita Dengar atau Baca Bahwa Angka Pengangguran di Indonesia Sangat Tinggi. Tetapi Pada Kenyataannya Hampir Setiap Hari Semua Surat Kabar Memuat Iklan Lowongan Kerja. Artinya Banyak Perusahaan Membutuhkan Tenaga Kerja atau Mungkin Mengalami Kesulitan Untuk Mencari Tenaga Kerja, Padahal Kenyataannya Suplai Tenaga Kerja Cukup Banyak di Pasaran. Menurut Anda Apakah Penyebabnya?

Meskipun iklan lowongan kerja seringkali terlihat di media, namun angka pengangguran di Indonesia masih tinggi. Ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebabnya, di antaranya:

  1. Ketidaksesuaian antara keahlian tenaga kerja dan kebutuhan pasar kerja. Banyak lulusan yang tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja, sehingga sulit untuk memenuhi lowongan kerja yang tersedia. Sebaliknya, banyak lowongan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang khusus, namun tidak dapat terpenuhi oleh calon pelamar yang ada.
  2. Mobilitas geografis yang terbatas. Terkadang, ada lowongan pekerjaan yang tersedia di wilayah tertentu, namun calon pelamar tidak mampu atau tidak mau pindah ke wilayah tersebut. Hal ini bisa menjadi kendala bagi perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.
  3. Tuntutan gaji yang terlalu tinggi. Beberapa calon pelamar seringkali menuntut gaji yang terlalu tinggi, sehingga perusahaan tidak mampu memenuhinya. Hal ini menyebabkan lowongan pekerjaan sulit terisi karena tidak ada calon pelamar yang cocok.
  4. Persaingan yang ketat. Terkadang, ada banyak calon pelamar yang bersaing untuk mendapatkan satu posisi pekerjaan, sehingga sulit untuk memilih calon yang tepat. Hal ini bisa menjadi kendala bagi perusahaan yang ingin memperoleh tenaga kerja berkualitas.

Betul bahwa saat ini terjadi fenomena di mana jumlah tenaga kerja terus meningkat dan tingkat pengangguran semakin memburuk sejak pandemi melanda dunia. Banyak orang kehilangan pekerjaan atau status pekerja tetap, sehingga jumlah tenaga kerja semakin bertambah.

Namun, di sisi lain, iklan lowongan kerja juga banyak muncul hampir setiap hari di media massa. Hal ini menunjukkan bahwa pasokan tenaga kerja memang banyak tersedia di pasaran. Namun, mengapa masih terjadi ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan tenaga kerja?

Penyebabnya tidak bisa disederhanakan seperti angka biner atau bilangan bulat. Salah satu penyebab yang paling mencolok adalah adanya diskriminasi terhadap usia dan kondisi fisik oleh banyak perusahaan di Indonesia.

Pembahasan:

Berikut beberapa penyebab-penyebab mengapa kondisi seperti itu terjadi di Indonesia:

1. Diskriminasi Terhadap Umur dan Kondisi Fisik

Masalah ini sering terjadi di banyak perusahaan di Indonesia yang memberikan batasan usia pada iklan lowongan kerja dan menuntut penampilan menarik pada iklan lowongan kerja. Hal ini sebenarnya biasa terjadi, tetapi dianggap sebagai diskriminasi di negara maju.

Dibandingkan dengan iklan lowongan di negara maju, di mana umur, penampilan fisik, dan bahkan foto wajah tidak boleh dicantumkan dalam iklan lowongan kerja, seleksi penerimaan tenaga kerja dilakukan berdasarkan kemampuan dan pengalaman para kandidat. Namun, hal ini masih sulit dihapuskan dari realitas di Indonesia.

2. Kurikulum Sekolah dan Universitas yang Kurang Sesuai dengan Perkembangan Zaman dan Kebutuhan Kerja Dunia Modern

Selain itu, kurikulum sekolah dan universitas di Indonesia kurang sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan dunia kerja modern. Banyak lulusan universitas ternama yang tidak dapat terserap sepenuhnya dalam dunia kerja karena kurangnya penekanan pada keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan dalam dunia kerja saat ini.

Misalnya, program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang masih kurang bermanfaat dibandingkan dengan program magang yang lebih sesuai dengan kebutuhan saat ini. Namun, individu yang bersangkutan harus mengembangkan kemampuan dan pengalamannya di bidang yang dikuasai di ranah profesional.

3. Info Lowongan Kerja Hanyalah Upaya Marketing Perusahaan

Ketiga, banyak informasi lowongan kerja yang beredar di media sosial hanyalah upaya “mengiklankan” perusahaan, yang sebenarnya tidak benar-benar mencari tenaga kerja.

4. Berkembangnya Trend Menjadi “Pengusaha”

Keempat, banyak generasi milenial terakhir dan generasi Z yang memiliki pola pikir “mempunyai usaha sendiri” dan “berinvestasi” yang lebih populer. Mereka umumnya menginginkan keberhasilan instan dan maksimal, sehingga cenderung enggan melamar pekerjaan secara konvensional atau bekerja untuk sebuah perusahaan.

5. Pertimbangan yang Terlalu Pragmatis dan Terlalu Berorientasi Pada Untung

Kelima, pertimbangan terlalu pragmatis dan hanya berorientasi pada keuntungan di banyak perusahaan tanpa memberikan kompensasi yang layak kepada pekerja juga membuat frekuensi pergantian karyawan semakin tinggi, sehingga memperparah ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan tenaga kerja.

Secara keseluruhan, ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab angka pengangguran yang tinggi di Indonesia meskipun terdapat iklan lowongan kerja yang banyak. Perlu adanya upaya dari pihak pemerintah, perusahaan, dan masyarakat secara keseluruhan untuk mengatasi masalah ini agar semakin sedikit orang yang menganggur dan semakin banyak yang memperoleh pekerjaan.

Detil Jawaban:

Kelas: SMP
Mapel: IPS
Bab: masalah kependudukan Indonesia 
Kode: 7.10.2