Manusia dikatakan sebagai mahluk konfliktis karena konflik merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Berikut adalah beberapa alasan mengapa manusia dianggap sebagai mahluk konfliktif:
1. Perbedaan dan Diversitas
Manusia memiliki perbedaan dalam hal keyakinan, nilai-nilai, kepentingan, dan tujuan hidup. Perbedaan ini dapat menyebabkan perselisihan, persaingan, dan konflik antara individu, kelompok, maupun negara.
2. Sumber Daya Terbatas
Sumber daya seperti tanah, air, energi, dan kekayaan alam lainnya memiliki keterbatasan. Ketika manusia bersaing untuk mendapatkan akses dan kontrol terhadap sumber daya ini, konflik dapat timbul.
3. Ideologi dan Keyakinan
Manusia memiliki beragam ideologi politik, agama, dan pandangan dunia yang berbeda-beda. Perbedaan ini dapat menimbulkan konflik dan perselisihan antara individu atau kelompok yang memiliki pandangan yang berbeda.
4. Kekuasaan dan Kontrol
Ambisi untuk mendapatkan kekuasaan, pengaruh, dan kontrol sering kali menjadi sumber konflik di antara manusia. Persaingan untuk posisi atau kekuasaan politik, ekonomi, dan sosial dapat memicu konflik yang serius.
5. Ketidakadilan dan Ketimpangan
Ketidakadilan sosial, ekonomi, dan politik juga dapat menyebabkan konflik. Ketika sekelompok orang merasa tidak adil diperlakukan atau terjadi ketimpangan yang signifikan dalam distribusi sumber daya, mereka mungkin melakukan perlawanan atau konfrontasi.
Meskipun konflik dapat menyebabkan dampak negatif seperti perpecahan, kekerasan, dan kerugian, namun konflik juga dapat mendorong perubahan sosial, pemecahan masalah, dan inovasi. Konflik yang dikelola dengan bijak dan konstruktif dapat mengarah pada perubahan positif dan kemajuan dalam masyarakat.
Penting untuk mencari cara-cara damai dan berdialog dalam menangani konflik, menghormati perbedaan, mempromosikan kesetaraan, dan bekerja sama untuk mencapai solusi yang adil dan berkelanjutan.