Ada dua alasan mengapa pada penampilan tari bisa tidak memiliki pola lantai:
1. Konsep Tari Abstrak
Beberapa jenis tarian, seperti tari abstrak atau kontemporer, sering kali tidak mengikuti pola lantai yang terstruktur. Tari abstrak lebih fokus pada ekspresi emosi, gerakan bebas, dan interpretasi individu.
Dalam tarian semacam ini, penari dapat bergerak secara acak di ruang panggung tanpa mengikuti pola lantai yang terdefinisi. Tujuannya adalah untuk menyampaikan pesan atau cerita dengan cara yang lebih bebas dan eksperimental.
Dalam hal ini, penampilan tari tidak bergantung pada pola lantai tetapi lebih pada kreativitas dan ekspresi artistik.
2. Tarian Tradisional di Tempat Terbatas
Beberapa tarian tradisional memiliki konteks budaya atau ruang panggung yang terbatas. Misalnya, tarian daerah atau tarian ritual yang dilakukan di ruang yang kecil atau di tengah kerumunan. Dalam situasi ini, penari tidak memiliki cukup ruang untuk mengikuti pola lantai yang terstruktur.
Mereka harus menyesuaikan gerakan mereka dengan ruang yang tersedia agar tarian dapat dilakukan dengan baik.
Hal ini biasanya terjadi pada tarian yang dipentaskan dalam acara-acara adat atau upacara keagamaan di mana penari harus menghadapi keterbatasan fisik dan ruang panggung yang terbatas.
Dalam kedua situasi tersebut, penampilan tari tetap memiliki nilai seni dan estetika yang tinggi, meskipun tidak mengandalkan pola lantai yang terdefinisi. Tarian dapat menjadi sarana untuk menyampaikan emosi, cerita, atau pesan tanpa harus mematuhi aturan pola lantai yang baku.
Kebebasan dalam gerakan dan interpretasi memungkinkan penari untuk mengekspresikan diri dengan lebih bebas dan kreatif. Dalam hal ini, penampilan tari lebih menekankan pada komunikasi visual, kegrasian gerakan, dan keindahan artistik daripada pada pola lantai yang terstruktur.