Integrasi tinggi dan integrasi rendah merupakan bentuk integrasi menurut Emile Durkheim. Berikut penjelasan lebih lengkap tentang integrasi tinggi dan rendah.
Pembahasan:
Dalam konteks sosial, integrasi mengacu pada hubungan antara individu atau kelompok yang berusaha untuk menyatukan aspirasi, membangun hubungan dari perbedaan yang ada, dan menciptakan kolaborasi sosial.
Emile Durkheim, seorang sosiolog terkenal, mengembangkan teori integrasi yang terbagi menjadi dua kriteria utama, yaitu integrasi tinggi dan integrasi rendah.
1. Integrasi Tinggi
Integrasi Tinggi merujuk pada kecocokan hubungan, keselarasan dan kekompakan, atau kolaborasi antara individu atau kelompok.
Contohnya, integrasi tinggi dapat ditemukan dalam hubungan antara Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN, di mana terdapat keterpaduan yang erat dalam aspirasi dan tujuan bersama.
2. Integrasi Rendah
Di sisi lain, Integrasi Rendah menggambarkan ketidakcocokan hubungan, keselarasan dan kekompakan, atau kolaborasi, di mana individualisme dan pendapat pribadi lebih diutamakan.
Contohnya, dapat dilihat dalam konteks integrasi antara Israel dan Palestina, di mana perbedaan pendapat dan konflik kepentingan menyebabkan tingkat integrasi yang rendah.
Perbedaan antara integrasi tinggi dan integrasi rendah memberikan pemahaman tentang sejauh mana hubungan sosial dapat berkembang dan sejauh mana kolaborasi dapat tercapai. Penting untuk diingat bahwa integrasi tinggi dan rendah bukanlah bentukan tunggal individu atau kelompok, tetapi merupakan hasil dari dinamika kompleks dalam hubungan sosial.