Dalam job-order costing, terdapat tujuh jenis perlakuan akuntansi terhadap kerugian produksi. Berikut adalah penjelasan tentang masing-masing jenis kerugian produksi dan dampaknya bagi perusahaan:
1. Kerugian normal
Merupakan kerugian produksi yang terjadi secara wajar dan dapat diterima. Dampaknya adalah meningkatnya biaya produksi per unit dan berpotensi mengurangi keuntungan perusahaan.
2. Kerugian abnormal
Merupakan kerugian produksi yang tidak wajar atau diluar kendali perusahaan. Dampaknya adalah meningkatnya biaya produksi secara signifikan dan berpotensi mengurangi keuntungan secara substansial.
3. Scrap
Merupakan bahan atau produk sisa yang tidak memiliki nilai ekonomis dan tidak dapat digunakan lagi. Dampaknya adalah meningkatnya biaya produksi karena harus membuang atau mendaur ulang scrap tersebut.
4. Spoilage
Merupakan kerugian produksi yang terjadi pada proses produksi, dimana bahan atau produk rusak atau tidak layak jual. Dampaknya adalah meningkatnya biaya produksi karena harus mengganti bahan yang rusak dan menghasilkan produk baru.
5. Rejection
Merupakan penolakan terhadap produk yang tidak memenuhi standar kualitas atau spesifikasi yang ditentukan. Dampaknya adalah meningkatnya biaya produksi karena harus melakukan perbaikan atau penggantian produk yang ditolak.
6. Defect
Merupakan cacat atau kekurangan pada produk yang tidak memenuhi standar kualitas, tetapi masih dapat diperbaiki. Dampaknya adalah meningkatnya biaya produksi karena harus melakukan perbaikan pada produk yang cacat.
7. Rework
Merupakan proses perbaikan atau pengolahan kembali pada produk yang tidak memenuhi standar kualitas. Dampaknya adalah meningkatnya biaya produksi karena harus melibatkan tenaga kerja dan sumber daya tambahan untuk melakukan rework.
Dari tujuh jenis kerugian produksi tersebut, sulit untuk mengatakan dengan pasti jenis mana yang paling merugikan bagi perusahaan, karena dampaknya tergantung pada faktor-faktor seperti tingkat kerugian, biaya perbaikan, dan nilai produk yang terpengaruh.
Namun, kerugian abnormal memiliki potensi untuk menjadi yang paling merugikan karena dapat menyebabkan peningkatan biaya produksi yang signifikan dan mengurangi keuntungan perusahaan secara substansial.
Tentang pertanyaan mengenai PT Komputer Scifindo, perusahaan mungkin mengalami produk hilang secara alami dalam beberapa situasi. Salah satu bahan baku yang mungkin mengalami hal tersebut adalah komponen elektronik yang rentan terhadap kerusakan atau kehilangan akibat faktor lingkungan atau penyimpanan yang tidak tepat.
Misalnya, jika komponen semikonduktor terkena suhu atau kelembaban ekstrem, mereka dapat mengalami kerusakan atau kehilangan fungsionalitas.
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan seperti PT Komputer Scifindo untuk memiliki pengendalian yang tepat dalam hal penyimpanan dan perlindungan bahan baku agar dapat mengurangi risiko produk hilang secara alami dan mengoptimalkan proses produksi mereka.