Amerika Serikat tidak langsung terlibat dalam Perang Dunia II pada awalnya karena beberapa alasan. Salah satu alasan utamanya adalah kebijakan isolasionisme yang diadopsi oleh pemerintahan AS pada saat itu. Isolasionisme merupakan kebijakan politik yang menekankan pada non-intervensi dan menjaga netralitas dalam konflik internasional.
Selain itu, masyarakat Amerika Serikat pada masa itu masih trauma dengan pengalaman Perang Dunia I dan menginginkan fokus pada masalah domestik, seperti pemulihan ekonomi setelah Depresi Besar. Mereka cenderung ingin menghindari keterlibatan dalam konflik internasional yang dianggap tidak langsung terkait dengan kepentingan nasional mereka.
Namun, Amerika Serikat tetap memberikan dukungan materi dan logistik kepada negara-negara yang berperang melawan Axis, terutama Britania Raya dan Uni Soviet, melalui Kebijakan Pemberian Bantuan (Lend-Lease Policy). Dukungan ini memberikan kontribusi signifikan terhadap perang.
Perubahan sikap Amerika Serikat terjadi setelah serangan Jepang terhadap Pangkalan Angkatan Laut AS di Pearl Harbor pada 7 Desember 1941. Serangan ini memicu Amerika Serikat untuk memasuki perang secara resmi dan bergabung dengan Sekutu dalam memerangi pasukan Axis.
Jadi, meskipun tidak langsung terlibat pada awalnya, Amerika Serikat kemudian terlibat secara langsung dalam Perang Dunia II setelah serangan Pearl Harbor dan perubahan sikap politik yang terjadi.