Masuknya Pengaruh Hindu Buddha di Indonesia Menyebabkan Masyarakat Mulai Mengenal Perhitungan Waktu Menurut Penanggalan Kalender

Masuknya pengaruh Hindu Buddha di Indonesia menyebabkan masyarakat mulai mengenal perhitungan waktu menurut penanggalan kalender Saka. Pengaruh Hindu Buddha, yang mencapai puncaknya pada abad ke-7 hingga ke-14 Masehi, membawa bersamaan konsep-konsep agama dan kebudayaan yang termasuk di dalamnya adalah sistem penanggalan.

Sebelum kedatangan agama Hindu Buddha, masyarakat Indonesia umumnya menggunakan penanggalan berdasarkan peristiwa alamiah seperti siklus bulan atau musim. Namun, dengan masuknya ajaran agama Hindu Buddha, sistem penanggalan yang lebih terstruktur dan terorganisir diperkenalkan.

Dalam agama Hindu, penanggalan yang digunakan adalah penanggalan Saka. Penanggalan Saka mengacu pada penanggalan yang dimulai pada tahun 78 Masehi, yang merupakan tahun tercatat dalam prasasti Yupa di Canggal, Jawa Tengah. Penanggalan Saka menggunakan sistem tahun Saka yang dihitung berdasarkan gerak matahari.

Setiap tahun dalam penanggalan Saka terdiri dari 12 bulan, dengan setiap bulan memiliki nama yang terkait dengan peristiwa-peristiwa penting dalam agama Hindu.

Selain itu, pengaruh agama Buddha juga mempengaruhi sistem penanggalan di Indonesia. Agama Buddha mengadopsi penanggalan Saka, namun dengan beberapa penyesuaian. Dalam sistem penanggalan Buddha, tahun dimulai dari saat kelahiran Buddha Gautama, yang dikenal sebagai tahun Buddha. Tahun Buddha memiliki sistem bulan yang sama dengan penanggalan Saka.

Pengenalan sistem penanggalan Hindu Buddha ini memberikan masyarakat Indonesia kerangka waktu yang lebih terstruktur dan memungkinkan mereka untuk melacak dan merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam agama-agama tersebut.

Sistem penanggalan ini juga menjadi dasar bagi perayaan-perayaan agama dan budaya yang hingga saat ini masih dijalankan oleh masyarakat Indonesia, seperti Hari Raya Nyepi, Waisak, Galungan, Kuningan, dan lainnya.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa masuknya pengaruh Hindu Buddha di Indonesia memainkan peran kunci dalam pengenalan sistem penanggalan kalender yang lebih terstruktur dan terorganisir.

Sistem penanggalan ini tidak hanya menjadi alat untuk menghitung waktu, tetapi juga menghubungkan masyarakat dengan tradisi, budaya, dan agama-agama yang membentuk identitas dan warisan budaya Indonesia hingga saat ini.