K.H. Zaenal melakukan perlawanan terhadap Jepang dalam Pemberontakan Rakyat di Sukamanah karena beberapa alasan. Salah satu alasan utama adalah penolakan terhadap penjajahan Jepang yang telah menguasai wilayah Indonesia pada saat itu.
K.H. Zaenal sebagai tokoh agama dan pemimpin masyarakat merasa bahwa penjajahan Jepang merupakan sebuah bentuk penindasan dan pelanggaran terhadap kemerdekaan dan martabat bangsa Indonesia.
Selain itu, K.H. Zaenal juga merupakan sosok yang gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan dan hak-hak rakyatnya. Ia memandang pemerintahan Jepang sebagai ancaman terhadap nilai-nilai keagamaan dan budaya yang diyakini oleh masyarakat Sukamanah. Oleh karena itu, ia memimpin perlawanan bersama masyarakatnya untuk melawan penindasan dan menegakkan keadilan.
Pemberontakan Rakyat di Sukamanah juga dapat dipandang sebagai bagian dari perlawanan nasional yang lebih luas terhadap penjajahan Jepang. K.H. Zaenal dan para pejuang lokal di Sukamanah bergabung dengan gerakan perlawanan lainnya di berbagai wilayah Indonesia untuk mencapai kemerdekaan dan membebaskan bangsa dari penjajahan.
Dalam perjuangannya, K.H. Zaenal dan para pemberontak di Sukamanah menghadapi risiko yang besar, termasuk ancaman kekerasan dan pembalasan dari pihak Jepang. Namun, semangat patriotisme dan keyakinan akan pentingnya kemerdekaan mendorong mereka untuk tetap melawan.
Melalui perlawanan ini, K.H. Zaenal dan para pemberontak di Sukamanah berusaha menggugah semangat perlawanan dan kesadaran nasional di kalangan masyarakat Indonesia. Mereka berusaha mempertahankan harga diri, martabat, dan hak-hak rakyatnya dalam menghadapi penjajahan yang tidak adil.
Secara keseluruhan, K.H. Zaenal melakukan perlawanan terhadap Jepang dalam Pemberontakan Rakyat di Sukamanah sebagai bentuk penolakan terhadap penjajahan, upaya mempertahankan nilai-nilai keagamaan dan budaya, serta sebagai bagian dari gerakan perlawanan nasional dalam mencapai kemerdekaan Indonesia.